Pondasi Thariqah Baalawi Bab 1 - Keutamaan Ilmu dan Orang yang Berilmu Jalan Yang Lurus Untuk Mengenal Thariqah Alawiyah (Terjemahan Am-Manhaj As-Sawi Syarh Ushul Thariqah As-Sadah Ba’alawi) Jilid-1

Pondasi Thariqah Baalawi

Bab 1 - Keutamaan Ilmu dan Orang yang Berilmu

Jalan Yang Lurus Untuk Mengenal Thariqah Alawiyah (Terjemahan Am-Manhaj As-Sawi Syarh Ushul Thariqah As-Sadah Ba’alawi) Jilid-1

Pondasi tariqah ba'alawi yang pertama adalah ilmu. Ilmu adalah sumber kebahagiaan di dunia dan di akhirat, derajat teragung bagi seorang manusia adalah ketika ia mendapat kebahagiaan abadi di akhirat dapat memandang kepada Allah yang maha mulia serta berdampingan di sisinya dalam surga yang penuh kenikmatan. dan perantara untuk mendapatkannya adalah ilmu. dengan ilmu mereka beramal dan dengan ilmu dan amal mereka akan mencapai kebahagiaan tertinggi.

Allah berfirman: "Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan selain dia yang menegakkan keadilan. Demikian pula para malaikat dan orang berilmu tidak ada Tuhan selain dia yang maha perkasa lagi maha bijaksana". ( QS: Ali Imron: 18) Dalam ayat lain Allah berfirman: "Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat".(QS. Az-Zumar: 9). Diriwayatkan sahabat Ibnu Abbas radhiallahuAnhu berkata Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Allah meninggikan para ulama di hari kiamat di atas setiap orang beriman dengan 700 derajat. jarak antara dua derajatnya adalah sejauh perjalanan yang ditempuh dalam tempo 500 tahun".

Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad berkata:"kebodohan adalah sumber segala keburukan dan akan dari segala yang merugikan". sayyidina Ali kalammallahu Waja berkata: "tiada musuh yang lebih berbahaya dibandingkan kebodohan. seseorang akan memusuhi apa yang tidak ia ketahui”. syekh Ali bin abu bakar berkata: “kebodohan bagi api yang membakar habis agama seseorang dan ilmu bagaikan air yang dapat memadamkan api itu”. Al Arif Billah Umar bin segaf Assegaf berkata: 


“ketahuilah, ilmu dapat meninggikan derajat seseorang yang asalnya hina. sedangkan kebodohan dapat menjatuhkan kedudukan seseorang yang tadinya mulia. siapa yang berasal dari keturunan terhormat akan tetapi ia menjadikan kemuliaan leluhurnya menjadi gelap dengan kebodohan maka derajatnya akan jatuh dan kedudukannya akan diletakkan setara dengan orang-orang bodoh. tidak ada kehidupan yang hakiki kecuali bagi orang yang berilmu dan kematian hakiki bagi orang yang bodoh. dalam kebodohan terhadap kematian sebelum kematian sesungguhnya menimpa jasad mereka seakan terkubur sebelum masuk ke dalam kubur. itulah perumpamaan orang yang bodoh mati sebelum kematian sesungguhnya. sesungguhnya mayit adalah orang yang hidup tapi seakan dia telah mati, itulah perumpamaan kebodohan seseorang. Anugerah terbaik adalah akal dan musibah terburuk adalah kebodohan”.


Imam Ghazali berkata: “tidak sadar atas kebodohan lebih parah dari kebodohan karena dapat menutup secara keseluruhan pintu untuk belajar. orang yang mengira dirinya berilmu bagaimana ia mau belajar? puncak dari ilmu adalah menyadari akan keilmuan sebagaimana puncak kebodohan adalah tidak menyadari kebodohan. Imam Khalil bin Ahmad berkata menjadi 4 golongan yaitu:

  1. Orang yang tahu dan menyadari bahwa dirinya tahu, ia adalah orang yang berilmu maka ikutilah

  2. Orang yang tahu tapi tidak menyadari dirinya tahu, ia adalah orang yang lengah maka bangunkanlah.

  3. Orang yang tidak tahu dan menyadari dirinya tidak tahu, ia adalah pencari petunjuk maka berilah petunjuk kepadanya.

  4. Orang yang tidak tahu tapi tidak menyadari bahwa dirinya itu tidak tahu, ia adalah orang yang bodoh maka tinggalkanlah


Imam Abdullah bin Alwi Al Haddad dalam kitab risalah muawanah berkata: “Ketahuilah, orang yang beribadah kepada Allah tanpa ilmu maka ia hanya meletihkan diri dengan berbagai ibadah padahal ia terus-menerus melakukan kemaksiatan yang dia kira itu ibadah padahal sesungguhnya maksiat karena tidak dipandu oleh ilmu”.

syekh Arif Billah Muhammad bin arabi dalam bab Al washoya dalam kitab Al futuhat menceritakan seseorang dari negeri Maroko yang selalu giat beribadah, membeli seekor keledai betina yang tidak ia gunakan untuk keperluan apapun lalu seseorang bertanya mengapa engkau menahan keledai tersebut dan ia menjawab aku membiarkannya semata-mata untuk menjaga kemaluanku agar tidak berzina dengan wanita maka aku gauli keledai itu setiap kali timbul keinginan berzina. ini adalah salah satu contoh kebodohan amal yang tidak diiringi dengan ilmu. Siapa yang tidak menuntut ilmu tidak akan mampu untuk menyempurnakan dan melaksanakan ibadah. walaupun seseorang beribadah kepada Allah seperti ibadah para malaikat tapi tidak disertai ilmu maka tentu ia masuk kedalaman golongan orang yang merugi.

Imam Ali bin Muhammad Al Habsyi berkata:"sungguh aku heran pada orang yang rela dengan kebodohannya sedangkan Allah telah menganugerahkan limpahan karunia kemampuan untuk memahami". Manusia memiliki kemampuan memahami yang disebut dengan nalar yang tidak dimiliki oleh makhluk-makhluk lain di muka bumi, 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keistimewaan thariqah Alawiyah Jalan Yang Lurus Untuk Mengenal Thariqah Alawiyah (Terjemahan Am-Manhaj As-Sawi Syarh Ushul Thariqah As-Sadah Ba’alawi) Jilid-1

Pajak dalam sedikit literatur islam