Keistimewaan thariqah Alawiyah Jalan Yang Lurus Untuk Mengenal Thariqah Alawiyah (Terjemahan Am-Manhaj As-Sawi Syarh Ushul Thariqah As-Sadah Ba’alawi) Jilid-1

Keistimewaan thariqah Alawiyah

Jalan Yang Lurus Untuk Mengenal Thariqah Alawiyah (Terjemahan Am-Manhaj As-Sawi Syarh Ushul Thariqah As-Sadah Ba’alawi) Jilid-1

Ada tiga hal yang membuat Thariqah ini Istimewa yaitu  menetapi Alquran, mengikuti sunnah, meneladani Salaf atau pendahulu umat.  

“sungguh, inilah jalanku yang lurus, maka Ikutilah! jangan kamu ikuti jalan-jalan yang lain sehingga mencerai-beraikan mu dari jalan-Nya.  perintahkan kepada Mu agar kamu bertakwa (QS. Al-An’am:153)”.

“Orang-orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk (mencari keridhaan) kami, benar-benar akan kami Tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik”.

Ciri lain dari thariqah ini adalah lahirnya bersifat Ghozaliyah dan batiniyah bersifat Syadziliyah. Singkatnya adalah lahiriyah dengan mengosongkan diri dari akhlak tercela Dan menghiasi diri dengan akhlak terpuji sesuai dengan ajaran Imam Ghazali,  batiniyah menyaksikan anugerah dari Allah sejak langkah awal perjalanan sesuai dengan ajaran Imam syadzili. 

Tarikan ini juga mana kan kan bahwa perolehan ilmu yang berasal dari Ilham/mutlaq dan muqayyad yang berasal dari guru. “Bertakwalah kepada Allah,  Allah memberikan pengajaran kepadamu (QS. Al-Baqarah:282).

Sayyidina Imam Ahmad bin Hasan al-attas berkata: “siapapun dari kalangan alawiyyin yang mengambil ilmu selain dari thariqah Alawiyah maka ia tetap dapat melakukannya akan tetapi ia tidak akan diberikan kemanfaatan, tidak pula akan ditinggikan derajatnya walau memiliki ilmu dan amal yang tinggi dan banyak”.Abdullah bin Muhsin Al Attas menambahkan “Orang tersebut akan terhijab Untuk mencapai derajat keilmuan”.

Pentingnya himmah atau cita-cita

Al Arif Billah Sayyidina Ahmad Bin Hasan Al Athos berkata: “ Untuk mencapai Hikmah atau Anugerah Ilahi ada tiga hal yang harus dilakukan yaitu berusaha sungguh-sungguh, menghadap Allah dengan baik serta niat yang baik,  jika seseorang melakukan itu ia akan meraih keinginannya”.

Al Habib Abdullah  al-haddad berkata: “jika ingin mewujudkan impian, bangunlah segera tanpa menunda. Bangkitlah dengan penuh semangat dan hadapilah segala bahaya. Bersabarlah dalam menundukkan hawa nafsu dan kuatkan diri mu bersungguh-sungguh dengan jangan dan jangan pernah menjauh dari pintu tujuanmu”.

Imam Al Qutb Abdullah Bin Abu Bakar Alaydrus berkata: “ Jika tekad mu kurang kuat, mata hatimu tak dapat melihat, nafsumu tidak terkendali, pikiranmu tumpul tak dapat digunakan, maka engkau tidak akan dapat meraih keinginanmu tidak pula sampai kepada yang engkau citakan. Untuk mendapatkan kejernihan hati Hendaklah ia merendahkan diri dan menunjukkan ke parkiran dihadapan Tuhan dalam kegelapan malam”.

Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa pentingnya sebuah tekad untuk mencapai sebuah cita-cita apabila tekad kurang kuat maka akan berdampak kepada ada nafsu, pikiran, hati sehingga Untuk itu kita disarankan agar dapat menguatkan tekad dan merendahkan diri dihadapan Allah subhanahu wa taala dalam salat malam kita supaya hati dan tekad kita menjadi kuat.

Sayyidina Ahmad Bin Zein al-habsyi berkata:” Tidak mungkin seseorang menggapai suatu maqam atau derajat spiritual apabila jiwanya tidak menginginkannya. Tanpa keinginan tidak mungkin ia dapat mencapai kedudukan tersebut karena keinginan membulatkan tekad dan niat.” Sayyidina Muhammad Bin Zein bin Smith dalam surat-suratnya menyebutkan: “dengan bergerak akan datang keberkahan Oma dengan menggoyangkan pohon akan berjatuhan buahnya, dengan menghadapkan diri akan terjadi saling menghadap dengan usaha yang keras akan berhasilkan musyahadah”.

Ini ditegaskan kembali dalam Alquran: “Orang-orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencari keridhaan kami, benar-benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami “QS. Al Ankabut: 69).

Besarnya cita-cita akan sangat tergantung dengan kadar orang yang menginginkannya, Konsep ini ini dapat dipakai juga dengan kedermawanan seseorang. Contoh cita-cita kecil akan nampak besar dimata orang yang berjiwa kecil,  kedermawanan Yang sedikit akan tampak besar bagi orang-orang yang yang tidak memiliki harta. orang yang memiliki kemampuan besar seharusnya mengeluarkan usaha yang besar  karena pengukuran sesuai kadarnya. 

Ketika seseorang memiliki tekad yang kuat maka Allah akan tiupkan ruh Taufik atau petunjuk di dalamnya. demikianlah  hukum Allah berlaku pada makhlukNya dan engkau tidak akan menemukan perubahan dan pergantian didalamnya (dikutip dari Manaqib kitab majma'al Bahrain). Muhammad Bin Zein bin Smith menambahkan  “tidak ada satupun kebaikan kecuali disitu terdapat rintangan yang harus dilewati dengan kesabaran Siapa yang bersabar melewati kesulitan dan rintangan itu maka ia akan menggapai ketenangan jiwa dan kemudahan titik melewati rintangan itu tidak lain adalah berjuang melawan nafsu kemudian menentang hawa”. 

Abdullah bin Alwi al-haddad dalam kitabnya Al Hikam menyebutkan: “ Barang siapa apa yang terbiasa mengurungkan niat-niatnya maka ia akan terhalang dari berbagai kesuksesan”. di sini menunjukkan betapa pentingnya niat dan tekad untuk mengerjakan niat tersebut seperti ahli Strategi Sun Tzu juga mengatakan perjalanan 1000 langkah dimulai dari 1 langkah kecil.

Sayyidina Umar bin Abdul Aziz pernah berkata:” milikilah tekad  untuk menggapai cita-cita yang tinggi, Jangan merasa cukup dengan cita-cita yang rendah”. Dengan tekad yang kuat maka kau akan meraihnya seperti aku bercita-cita menjadi khalifah kemudian Allah mencapaikan cita-citaku.

Imam Al qusyairi berkata:” Siapa yang di awal tidak bermujahadah atau berjuang melawan nafsu maka ia tidak akan mendapatkan apa-apa dari thariqah ini”. Maka itu siapa yang tidak memiliki kekuatan awal yang membara dan tekad yang besar tidak akan memiliki akhir yang cemerlang bahkan Sayyidina Al Irsyad Abdullah bin Alwi Al Haddad menceritakan bahwa para Salaf dan mujahadah dengan keagungan akhlak mereka berkata:”Aku akan paksa diriku sekuat tenaga yang kumiliki untuk menapaki Jalan tekad, sampai jasad ku terkubur di dalam tanah”. 

Jadi cita-cita atau tekad harusnya dilatarbelakangi dengan keinginan yang kuat dan pemaksaan terhadap diri untuk berperang melawan hawa nafsu. tekad memberikan kekuatan awal dan memberikan kekuatan untuk melawan hawa nafsu untuk itu kita harus dapat menguatkan tekad dan melawan hawa nafsu.

Habib Muhsin bin Alwi Assegaf berkata :”para Salaf dahulu jika tidak menguasai kitab atau ilmu tidak akan kehilangan Mihrab atau ibadah dan jika tidak sempat dekat dengan Mihrab atau ibadah maka ia tidak akan kehilangan adab. sedangkan Kebanyakan Salaf memadukan antara ilmu Mihrab dan adab-adab terpuji”.

Sayyidina Imam Idrus bin Umar Habsyi berkata:”  kadar terendah dari keilmuan Saadah Bani Alawi adalah ah dia memiliki ilmu yang memadai sehingga tidak perlu bertanya kepada ulama.  setiap orang dari mereka menjaga Manaqib atau perbuatan terpuji, sejarah, Karomah Karomah keluarganya dan kebanyakan metode yang mereka gunakan dalam mencari ilmu dan adab adalah dengan berguru secara langsung dan belajar adab dari hal (meneladani adab gurunya).

Habib Ahmad Bin Hasan Al Athos dalam kumpulan kolamnya pernah menyampaikan Salah satu ciri dari kalangan ba'alawi adalah menghabiskan masa 7 tahun pertama untuk menuntut ilmu lalu Masa berikutnya untuk mengajar dan Selepas itu melipat alas duduknya dan fokus beribadah menghadap Tuhannya.

Dalam kisah lain Al Habib Idrus bin Umar Al Habsyi pernah bercerita bahwa pernah suatu ketika ada sekelompok Said yang tengah berkumpul membacakan biografi dan Karomah dari sharaf ba'alawi kemudian didengar oleh orang biasa yang ikut mendengarkan dalam acara hal tersebut. setelah pembacaan selesai orang itu bertanya: “Siapa mereka yang dibacakan biografinya itu?” lalu para said menjawab: “itu adalah datuk-datuk kami”, jawab para Sayyid. “Alhamdulillah mereka bukan keluargaku”, kata orang tadi. “Jika mereka keluargamu pasti itu lebih baik untukmu karena Andai mereka adalah keluargaku Pastinya aku akan malu, dunia akan terasa sempit, Karena sebab perbuatanku tidak seperti perbuatan mereka.”

“Sungguh, inilah jalanku yang lurus, maka Ikutilah! jangan kamu ikuti jalan-jalan yang lain sehingga mencerai-beraikan mau dari jalannya. Demikian itu dia perintahkan kepada Mu agar kamu bertakwa” (QS. Al-anam: 153)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pondasi Thariqah Baalawi Bab 1 - Keutamaan Ilmu dan Orang yang Berilmu Jalan Yang Lurus Untuk Mengenal Thariqah Alawiyah (Terjemahan Am-Manhaj As-Sawi Syarh Ushul Thariqah As-Sadah Ba’alawi) Jilid-1

Pajak dalam sedikit literatur islam