Selayang Pandang Tentang Thariqah Sadah Ba’Alawi-- Bab 2 Jalan Yang Lurus Untuk Mengenal Thariqah Alawiyah (Terjemahan Am-Manhaj As-Sawi Syarh Ushul Thariqah As-Sadah Ba’alawi) Jilid-1

 Jalan Yang Lurus Untuk Mengenal Thariqah Alawiyah (Terjemahan Am-Manhaj As-Sawi Syarh Ushul Thariqah As-Sadah Ba’alawi) Jilid-1

Bab 2

Selayang Pandang Tentang Thariqah Sadah Ba’Alawi

Keturunan Ba'alawi berasal dari Syarif Alawi bin Ubadillah bin Ahmad Al-Muhajir bin Isa Ar-Rumi bin Muhammad An-Naqib bin Ali Al-Uraidhi bin Ja'far As-Shadiq bin Muhammad Al-Bagir bin Ali Zainal Abidin bin Imam Husain bin Ali bin Abi Thalib. Sayyid dan syarif adalah gelar untuk orang yang berketurunan mulia (laki-laki) dan Syarifah (perempuan). bentuk pluralnya Saadah atau Asyraf. sedangkan Ba’ Alawi berasal dari kata Ba’ artinya keluarga besar dan Alwi nama dari Syarif Alwi tersebut.

(kisah tragis di Mekkah Masjidil Haram, pada tahun 317 H , Kaum Qaramithah adalah kelompok aliran fanatik pecahan Syiah Ismailiyah yang memiliki paham mereka dan membunuh kaum yang tidak sesuai dengan paham mereka walaupun umat islam telah menginvasi Mekkah dan membunuh orang-orang yang sedang beribadah di Masjidil Haram, mereka mencabut kain penutup Ka’bah, merusak pintu dan mencuri Hajar Aswad, setelah 20 tahun sejak kejadian tersebut Hajar Aswad berhasil dikembalikan lagi ke tempatnya pada tahun 337H)

Ahmad Al-Muhajir inilah yang merantau ke negeri Yaman setelah kondisi politik dan keamanan yang sedang tidak kondusif dan beliau hijrah ke tanah Yaman pada tahun 300 an H. Alwi memiliki 2 saudara lain yaitu Bashri dan Jadid tetapi nasabnya terputus dan tidak diketahui di abad ke-6 Hijriah. setelah wafatnya Al-Muhajir keturunan Ubaidillah dan Alawi hijrah ke kota Tarim (kota tarim berasal dari nama raja penguasa pertama yaitu Tarim bin Hadramaut) Tarim dijuluki juga dengan Tarim Al-Ghanna (yang riang dan gembira, ada juga yang mengartikan teduh). Icon lain adalah Masjid Al Muhdhor yang menaranya terbuat dari tanah dan tertinggi utk arsitektur dari tanah kering.


أتاكم أهل اليمن هم أرق أفئدة وألين قلوبا، الإيمان يمان والحكمة يمانية

"Telah tiba kepada kalian penduduk Yaman. Mereka adalah orang-orang lembut hatinya, keimanan itu ada dalam penduduk Yaman, dan hikmah juga ada dalam penduduk Yaman." (HR. Imam al-Bukhari)

Generasi pertama dari Balawi diantaranya adalah anak dari Alawi yaitu Muhammad (446 H) punya anak namanya Alwi (512H), lalu Alwi punya anak namanya Ali (527 H) dan Ali punya anak namanya Muhammad (551 H) dengan julukan Shahib Mirbath, Muhammad memiliki anak bernama Ali (ayahanda dari Al-faqih Muqaddam) dan Ali memiliki anak bernama Muhammad (faqihil Muqoddam thn 574 H). Adapun silsilah Al Faqih Muqaddam adalah Muhammad (faqih Muqaddam) bin Ali bin Muhammad (Shahib Mirbath) bin Ali bin Alwi bin Muhammad bin Alawi. Muhammad (al faqih Muqaddam) adalah pendiri Thariqah Alawiyah, peletak dasar-dasar dari thariqah Alawiyah.

Ciri dari Thariqah ini adalah penerapan tahqiq (penerapan atau pengaplikasian), dzauq (rasa) dan sir (rahasia), dan bersifat khumul (tidak ingin dikenal). pada generasi selanjutnya mulai ditulis kitab-kitab mengenai suluk (menempuh jalan ibadah kepada Allah). para wali dan tokoh-tokoh dari kalangan Ba’Alawi antara lain adalah Abdurrahman Assegaf (819 H) bergelar Al Muqaddam ats Tsani, Umar Al-Muhdhor (833 H), Abubakar Al-Adni (914 H), Syaikh Abu Bakar bin Salim (992 H) bergelar Fakhrul Wujud/kebanggaan semesta, Syaikh Umar bin Abdurahman Alattas (1072 H), dan Syaikh Abdullah bin Alwi Al-Haddad (1132 H) pengarang ratibul Haddad. 

Ahlussunnah wal jamaah yaitu kelompok Aswaja adalah Asy'ariyah dan Maturidiyah dalam akidah, empat mazhab Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hambali dalam fiqih, serta ahli tasawuf yang murni sesuai manhaj Imam al-Ghazali dan Imam Junaid serta para ulama yang meniti jalannya. Adapun Ba’alawi mengikuti Mazhab Fiqih mengikuti Madzhab Syafi'i, Aqidah menganut Madzhab Asy’ari dan Tasawuf mengikuti manhaj Imam Al-Ghazali dalam kitab ihya. Abdurrahman bin Abdullah Bilfaqih menuturkan (P.19) Thariqah Ba'alawi adalah salah satu Thariqah sufi yang berasaskan Al-quran dan sunnah. Thariqah ini mengikuti nash (alquran dan hadits), memurnikan ushul (dasar-dasar penghambaan) untuk mendekati wushul (puncak pencapaian). secara lahiriyah berupa ilmu-ilmu agama dan ibadah serta amalan-amalan, batiniyah mengokohkan maqam (level spiritual) dan ahwal (keadaan spiritual yang menguasai). adab-adabnya yaitu menjaga rahasia. 

Al Habib Abdullah bin Umar bin Yahya menjelaskan mengenai Thariqah Alawiyah yaitu : “ membagi waktu untuk amal saleh, disertai peneladanan sempurna kepada Sayyidina Muhammad SAW, menshahihkan amal dengan memurnikannya dari campuran yang dapat menodai keikhlasan serta hal-hal yang merusak, mensucikan hati dari semua kerendahan akhlak lalu menghiasi dengan akhlak mulia, menyayangi dan belas kasih terhadap hamba-hamba Allah, mengerahkan segala kemampuan untuk mengajarkan mereka dan memberi petunjuk kepada apa yang dapat menyelamatkannya, berhati-hati atas haram dan syubhat, meminimalkan yang mubah, memanfaatkan waktu dan umur dengan baik, tidak bergaul kecuali untuk belajar dan mengajar atau melakukan sholat jumat, bersahabat dalam menuntut ilmu, bersilaturahmi kepada keluarga, menyampaikan kebaikan pada semua orang, sikap baik dalam bermuamalah, beramal ma'ruf dan nahi mungkar, membantu orang yang membutuhkan, menjaga kehormatan dan tidak meminta-minta, bersikap tawadhu dan merasa diawasi oleh sang Pencipta, menepati janji dan bersikap zuhud dan tawakal kepada Allah (kitab Iqdul Yawaqit Jauhariyah).

Selain Thariqah Alawiyah, masih banyak lagi thariqah-thariqah yang lain seperti Syadziliyah dan Qodiriyah. Thariqah alawiyah saling menjaga adab mereka, dan tidak mengikari. bahkan thariqah alawiyah mengambil zahir dari Ghazaliyah dan batin dari Syadziliyah. Thariqah ba’alawi masih menjaga batasan-batasan dan tidak berlebihan dalam hal memaknai ikhlas, tawakal dan zuhud. 

Migrasi Ba’alawi di Indonesia didorong oleh upaya dakwah dan kesulitan di negeri asal, sehingga berhijrah ke tempat-tempat lain untuk memulai hidup yang baru, salah satunya adalah ke negeri Indonesia yang telah diketahui oleh leluhurnya yang telah terlebih dahulu masuk ke wilayah nusantara untuk menyebarkan islam, tetapi gelombang kedua ini menghadapi banyak tantangan dari VOC/Belanda yang mengkhawatirkan gerakan penduduk negeri jajahan untuk melawan belanda. kelompok hadrami dianggap mempengaruhi gerakan perlawanan tersebut. pengaruh tersebut berkembang menjadi kerajaan dan kesultanan, seperti kerajaan Alaydrus di Surat, Kerajaan Al-qadri dan Syaikh Abu Bakar bin Salim di kepulauan Comoro, Kerajaan Al-Syihab di Siak, Kerajaan Al-Qadri di Pontianak, dan Kerajaan Bafaqih di Philipina.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pondasi Thariqah Baalawi Bab 1 - Keutamaan Ilmu dan Orang yang Berilmu Jalan Yang Lurus Untuk Mengenal Thariqah Alawiyah (Terjemahan Am-Manhaj As-Sawi Syarh Ushul Thariqah As-Sadah Ba’alawi) Jilid-1

Keistimewaan thariqah Alawiyah Jalan Yang Lurus Untuk Mengenal Thariqah Alawiyah (Terjemahan Am-Manhaj As-Sawi Syarh Ushul Thariqah As-Sadah Ba’alawi) Jilid-1

Pajak dalam sedikit literatur islam